Banyak pertanyaan seperti ini:
"Bagaimana ya saya ingin memajukan perpustakaan tapi pekerjaan saya banyak soalnya saya di sekolah merangkap juga dengan kerjaan lainnya? Ada yang merangkap sebagai tata usaha, bendahara/keuangan, guru, atau staf lainnya.".
Situasi seperti diatas dapat menjadi dilema bagi yang mengalaminya. Di satu sisi ia ingin memajukan perpustakaan menjadi lebih baik, di sisi lain ia juga punya tugas dan tanggung jawab lain--diluar perpustakaan.
Berikut ini penulis mencoba untuk memberikan beberapa solusi alternatif bagi para pengelola perpustakaan sekolah yang "keteteran" dalam mengelola perpustakaan disamping mengerjakan pekerjaan lainnya. Biasanya ini terjadi pada perpustakaan sekolah dasar. Perpustakaan sekolah menengah pertama atau menengah atas biasanya sudah lebih baik pengelolaannya karena sudah memiliki staf khusus di perpustakaan--tapi tidak menutup kemungkinan juga ini terjadi pada perpustakaan SMP dan SMA.
Tentu kita tahu, bahwa mengelola perpustakaan itu tidak mudah. Banyak yang harus dipikirkan/direncanakan agar perpustakaan kita menjadi "hidup", banyak dimanfaatkan oleh para siswa, guru, karyawan, dan masyarakat lainnya. Mengembangkan perpustakaan itu pekerjaannya banyak, mulai dari sisi administratif sampai pada program kerja pengembangan (action). Oke, kita mulai ya...
Kita mulai dulu dengan merapikan sisi administrasi perpustakaan. Penulis menyarankan agar para pengelola perpustakaan sekolah memanfaatkan teknologi informasi. Dalam perspektif penulis, hari gini pemanfaatan teknologi informasi semakin memungkinkan dan terjangkau. Hampir semua atau ada satu atau dua orang yang bekerja di sekolah memiliki komputer atau laptop, internet sudah masuk ke pelosok-pelosok Indonesia, dan lain-lain. Nah, kita tinggal memanfaatkannya.
Penulis ingin memberikan salah satu aplikasi atau software yang bisa dimanfaatkan untuk mengelola administrasi perpustakaan sekolah. Namanya SLiMS atau Senayan Library Management System. Silakan kunjungi web resminya di http://www.slims.web.id
Tujuan dari pemanfaatan teknologi informasi ini adalah mengganti pekerjaan yang biasanya dilakukan secara manual (mencatat diatas kertas) menjadi pekerjaan yang disimpan dan dilakukan secara elektronik--dengan alat bantu komputer/laptop. Kalo semua sudah tercatat secara elektronik, penulis yakin pekerjaan para pengelola perpustakaan bisa menjadi lebih mudah. Nah, kita tinggal memikirkan yang lainnya, seperti: mempromosikan layanan perpustakaan, membuat program meningkatkan minat baca, dan mengembangkan kegiatan-kegiatan lainnya. Mudah kan? Yang susah itu memulainya, ya? :-)
Selamat Mencoba...
Bandung, 23 April 2012
Penulis
Konsultan Perpustakaan
Lihat informasi bermanfaat lainnya.
Lihat informasi bermanfaat lainnya.