Hikmah antara Tutorial dan SLiMS
Sudah hampir dua bulan ini (maret
– april 2012) penulis pulang – pergi Bandung – Tasik untuk menunaikan tugas
sebagai tutor mata kuliah Media Teknologi pada program D2 Perpustakaan
Universitas Terbuka.
Tidak bisa ditunda-tunda lagi
bahwa pustakawan harus menguasai teknologi. Penulis membahas lebih dalam
mengenai penguasaan teknologi ini dalam tulisan “Skill, Knowledge, and Attitude”. Perkembangan teknologi informasi
membawa dampak bagi dunia perpustakaan. Semua “terbungkus” dengan elektronik,
mulai dari kegiatan pengumpulan, pengolahan, sampai diseminasi informasi. Pekerjaan-pekerjaan
yang dulunya dikerjakan dengan cara mencatat manual di atas kertas, sekarang
bisa dilakukan secara elektronik.
Salah satu teknologi yang harus
dikuasai oleh para pustakawan adalah software
otomasi perpustakaan. Sepanjang pengalaman penulis - sebagai tutor, praktisi,
dan konsultan perpustakaan – sudah banyak mahasiswa yang mengenal atau
mendengar tentang software otomasi
perpustakaan SLiMS atau Senayan. Namun, mereka masih mengalami kesulitan dalam
menggunakannya, baik dalam hal instalasi sampai pada pemanfaatan
modul-modulnya.
Penulis yang dipercaya juga
sebagai koordinator komunitas SLiMS Jawa Barat, merasa sangat bersyukur
ditugaskan oleh UT untuk memberikan tutorial di pelosok-pelosok Jawa Barat. Sehingga,
dengan begitu, penulis dapat memperkenalkan software
ini kepada para mahasiswa D2 perpustakaan—calon pustakawan. Kesempatan ini
sangat berharga baik bagi penulis maupun bagi para mahasiswa. Kenapa? Karena penulis
banyak memberikan tutorial online (tuton) bagi mereka yang ingin memahami
penggunaan software SLiMS. Tapi, tuton tidaklah cukup. Tuton masih memiliki
kekurangan dalam hal kualitas komunikasi informasi yang disampaikan diantara
komunikator dan komunikannya. Sehingga, kegiatan tutorial tatap muka ini
menjadi penting dan memiliki keunggulan tersendiri dalam menyampaikan pesan.
Walaupun hanya sebatas
perkenalan, tapi penulis merasa bahagia karena telah bisa mengamalkan ilmu yang
penulis ketahui. Apalagi ilmunya ditularkan kepada calon pustakawan yang ada di
pelosok-pelosok Jawa Barat. Cita-cita penulis hanya satu, Dunia Perpustakaan
Indonesia semakin maju dan pustakawannya semakin profesional. Jadi, pustawan
semakin bangga akan profesinya. Amien
Penulis