Rencana Pelatihan Otomasi Perpustakaan Al-Ghifari

Bandung, Sabtu, 15 Desember 2012
08.30

Baru saja aku bertemu dengan Pak Harun, pengelola perpustakaan Al-Ghifari untuk membahas rencana pelatihan perpustakaan. Sebelumnya, kita pernah mengadakan pelatihan tentang perpustakaan. Tapi pelatihan kali ini merupakan pelatihan lanjutan yang akan menitikberatkan pada praktek otomasi di perpustakaan. Belum lama ini aku juga membantu Pak Harun menerapkan sistem otomasi di perpustakaan Al-Ghifari.

Kami membahas masalah teknis pelatihan yang akan dilaksanakan. Pak Harun diminta oleh pihak yayasan untuk menyusun proposal dan program pelatihannya. Dalam pertemuan ini, Pak Harun menanyakan kisi-kisi materi yang akan disampaikan dalam praktek otomasi di perputakaan.

Menurutku, ada beberapa skenario teknis yang bisa dilakukan. Pengenalan modul bibliografi, keanggotaan, sirkulasi dan pelaporan admnistrasi perpustakan secara komputerisasi dengan menggunakan sistem otomasi perpustakaan merupakan prioritas utama yang akan disampaikan. Kami memperkirakan pelatihan akan dilaksanakan dalam waktu 2 sampai 4 kali pertemuan. Hal ini kami perhitungkan mengingat pemahaman peserta pasti berbeda-beda. Ada yang dapat menguasai dengan cepat, ada juga yang masih memerlukan latihan lebih banyak. Pelatihan ini berupa praktek. Apabila dalam 2 hari sebagian atau seluruh peserta sudah menguasai praktek sistem otomasi perpustakaan, maka tidak perlu lagi diadakan pelatihan ke-3 dan ke-4.

Hari pertama untuk sesi pagi akan dipresentasikan mengenai modul yang ada dalam sistem otomasi perpustakan, khususnya modul yang sudah disebutkan diatas. Setelah semua modul selesai dipresentasikan, kegiatan akan dihentikan untuk istirahat sejenak. Kegiatan yang akan dilakukan setelah istirahat adalah praktek. Oleh karena itu, sebaiknya peserta membawa laptop masing-masing.

Pada sesi siang setelah istirahat, para peserta diminta untuk mempraktekkan apa yang sudah disampaikan pada sesi sebelumnya. Disini peserta akan melakukan tahap demi tahap kegiatan otomasi perpustakaan. Mulai dari pemasukan data bibliografi (yang nantinya akan menjadi katalog), pendaftaran keanggotaan, layanan sirkulasi, sampai pelaporan. Hal-hal lain seperti instalasi dan konfigurasi sistem akan diberikan secara sekilas.

Pertimbangan-pertimbangan yang kami bahas disesuaikan dengan prioritas kebutuhan peserta dalam menerapkan sistem otomasi di perpustakaan. Tentu, masih banyak hal-hal lain yang perlu diberikan bagi pengelola perpustakaan, seperti: konsep layanan prima, bahan rujukan, pelestarian bahan pustaka, kerjasama perpustakaan, peningkatan minat baca, dan lain-lain. Kami pun membahas kemungkinan (peluang) yang bisa dilakukan agar pelatihan ini bisa membuka kran kerjasama jaringan dengan perpustakaan lain.

Untuk membuka peluang kerjasama, aku menyarankan untuk melakukan komunikasi (koordinasi) dengan pihak-pihak yang terkait. Kita dapat melakukan koordinasi dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Bapusipda) Propinsi Jawa Barat, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Jabar, Ikatan Pustakawan Jawa Barat, dinas pendidikan setempat (UPTD), dan lain-lain. Dengan komunikasi ini, akan membuka wacana kerjasama jaringan antar perpustakaan, baik di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Target jangka pendeknya, melalui pelatihan sistem otomasi perpustakaan ini dan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang ada (komputer dan internet) diharapkan akan terbentuk sebuah kerjasama berupa pembuatan katalog bersama (union catalog) diantara perpustakaan peserta pelatihan. 

Bersambung...

Popular Posts