Panggilan untuk belajar mitigasi bencana

Tiba-tiba kulihat ada secarik kertas di meja kerjaku. Aku tak memperhatikannya. Aku pikir ada yang ketinggalan kertas dan ditaruh disitu. Sejenak aku rapikan kertas-kertas, map, buku, dan lain-lainnya agar meja kerjaku nyaman digunakan sebelum memulai aktifitas.

Tak sengaja mataku tertuju pada tulisan di kertas itu. Tertulis: "SURAT TUGAS". "Wah, surat tugas siapa nih ketinggalan disini," pikirku. Aku membaca perlahan kalimat demi kalimat yang ada dalamnya, siapa tahu aku bisa menemukan pemilik surat tugas itu. 

"Yang bertanda tangan di bawah ini Direktur Umum, SDM, dan Pendidikan PMN Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, menugaskan kepada nama terlampir, untuk melaksanakan Pelatihan Bencana dan Evakuasi pada...Hari...Tanggal...Tempat...Pukul...dan seterusnya". 

Saat ku buka lampiran suratnya, ada namaku disitu dan diberikan highlight (stabilo) warna kuning. Aku bingung. "Apa maksudnya ini?". 

"Bu, kok tiba-tiba ada surat tugas di mejaku?", aku bertanya pada rekan kerjaku.
"Siapa yang ngasih?", lanjutku.
"Oh, itu. Tadi ada orang diklat kesini nganterin surat", jawabnya.

Tanpa pikir panjang, aku langsung menghubungi bagian diklat melalui telpon internal untuk menanyakan informasi yang lebih ditel. 

"Halo, Pa Iin. Ini ada surat tugas untuk pelatihan ya. Bukannya saya sudah pernah ikutan pelatihan bencana sebelumnya? Kok disuruh pelatihan lagi sih?", kataku rada sewot.
"Iya. Yang ini beda, ini lanjutan pelatihan bencana yang sebelumnya. Ini pelatihan bencana lain lagi. Kamu terpilih...".
"Terpilih jadi apa? Presiden?", aku tambah sewot
"Kamu terpilih untuk dijadikan instruktur", Pak Iin menjelaskan maksud dan tujuan penugasan saya.

Sebelumnya, aku pernah mengikuti pelatihan tentang mitigasi bencana kebakaran. Sebagai pengelola perpustakaan, pengetahuan mengenai mitigasi bencana sangatlah penting. Aku bersyukur mendapatkan kesempatan ini. Setelah pelatihan migitasi bencana kebakaran itu, aku pun diminta untuk menjadi instruktur pelatihan dan terpilih [ditunjuk] sebagai salah satu personil yang ditugaskan sebagai "petugas penyelamat" apabila terjadi bencana kebakaran di satu-satunya rumah sakit mata milik pemerintah ini.

Selain sebagai pengelola perpustakaan, aku pun senang mengajar. Mengajar bukan berarti aku lebih baik. Tapi, dengan mengajar aku bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan yang lainnya. Menjadi instruktur adalah salah satu kesempatan itu. Sesungguhnya, bagiku, mengajar adalah belajar. Belajar dari para peserta. 

Menjadi peserta pun merupakan kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Karena dengan menjadi peserta, kita akan belajar dari ahlinya. Setelah belajar, salah satu cara untuk mengamalkan ilmu adalah dengan mengajar. Sesungguhnya sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat. 

Popular Posts