Kesejajaran Dalam Islam

Hari ini Jum'at, seperti biasa saya melakukan shalat Jum'at di mesjid kantor. Ketika itu saya lihat di barisan kedua dari depan masih kosong. Saya pun segera mengisinya. Kemudian melakukan shalat sunat.

Setelah menutup shalat, saya bersalaman dengan jamaah disebelah kiri dan kanan. Sebaiknya kan kita bersalaman dengan yang sebelah kanan dulu, tapi shaf sebelah kanan saya waktu itu kosong sehingga saya bersalaman dengan jamaah sebelah kiri karena paling (dekat) bisa dijangkau untuk bersalaman. Ketika beralih ke sebelah kanan, ternyata jamaah tersebut adalah Bapak Direktur Utama. Saya pun bersalaman dengan beliau tanpa perasaan canggung atau segan.

Sesaat kemudian saya berfikir dan berbicara dalam hati, "Kok, gak ada perasaan canggung atau segan ya". Padahal kalau sehari-hari kita ketemu pimpinan, apalagi se-level Dirut, pasti ada "rasa yang gimana" gitu. Kemudian saya teringat bahwa Islam mengajarkan semua orang sama dihadapan Allah SWT, yang membedakan adalah ketaqwaannya.

Tak jauh dari tempat saya duduk, terdengar suara seseorang yang sedang membaca al-qur'an. Saya berbicara lagi dalam hati, "Apa yang membedakan saya, Dirut, dan orang yang membaca al-qur'an itu ya?" Saya menjawabnya dalam hati, orang tersebut saya anggap lebih tinggi derajatnya dibandingkan kita berdua, karena orang itu duduk di mesjid sambil berdzikir, sementara kita berdua mungkin hanya duduk saja dalam masjid, walau setelah itu saya pun berdzikir dalam hati, dan Dirut pun mungkin sedang berdzikir (hanya Allah yang Maha Tahu). 

Khotbah akan segera dimulai dan para jamaah diminta untuk mengisi shaf yang masih kosong di depannya. Karena khotib naik mimbar, otomatis ada shaf kosong yang hanya dapat diisi oleh satu orang. Saya mempersilakan Dirut untuk mengisi shaf tersebut, namun beliau balik mempersilakan saya untuk mengisinya, saya pun mengisi ruang kosong itu. Artinya, saya membelakangi Dirut saya saat shalat.

Subhanallah, Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya. Semua hamba di hadapan Allah SWT adalah sama, yang membedakan adalah tingkat ke-taqwa-an-nya dan Allah telah menunjukkan kebesaran-Nya pada saat yang tidak diduga-duga. 

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” [QS. Al- Fushshilat]

 Tiada nikmat yang lebih nikmat dari memiliki Iman dan Islam. Semoga hamba menjadi hamba yang lebih bertaqwa pada-Mu ya Allah, Amien :-)
--
Sent using a Sony Ericsson mobile phone

Popular Posts