Kesuksesan
bukan hanya mengenai apa yang dilakukan, tetapi juga dapat menghindari
kesalahan besar. Hal ini juga berlaku untuk investasi.
Dalam esai
Charles Ellis yaitu The Loser's Game pada 1975 membandingkan investasi dengan
tenis amatir. Menggunakan pekerjaan statistik dan teori-teori yang dikembangkan
oleh ilmuwan Simon Ramo, Ellis menunjukkan kalau pemain tenis amatir jarang
memenangkan pertandingan dengan tembakan brilian.
Bahkan 80%
dari waktu, pemenang pertandingan tenis amatir adalah pemain yang membuat
kesalahan lebih sedikit. Jadi jika Anda seorang pemula yang ingin meningkatkan
investasi, Anda harus mulai dengan dasar-dasar.
Berikut
adalah enam kesalahan terbesar investor ketika berinvestasi. Jika Anda
menghindarinya, mungkin keuntungan yang akan diperoleh:
1.
Kegagalan untuk menyimpan
Jika Anda
tidak menyimpan, Anda tidak dapat berinvestasi. Sayangnya, menurut survei
consumer federation of America, hampir sepertiga dari orang Amerika tidak
menyimpan apa-apa. Orang yang menyimpan tidak menyimpan banyak.
Menurut
data bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve kalau tingkat
tabungan pribadi adalah sekitar 4%-5% selama 2013. Memang menabung sulit tetapi
penting.
2. Tidak berinvestasi
di saham
Seiring
waktu, saham telah menjadi tambang emas bagi investor. Akan tetapi, kebanyakan
orang Amerika tidak. Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Gallup, hanya
24% orang AS berpikir kalau saham dan reksa dana merupakan investasi jangka
panjang terbaik.
Lalu yang
lainnya menilai kalau investasi terbaik yaitu properti yang mencapai 30%, dan
sekitar 24% orang menganggap emas merupakan investasi terbaik.
Tidak ada
keraguan kalau investasi real estate bisa mendapatkan hasil baik, tetapi itu
berasal dari pendapatan sewa bukan apresiasi. Menurut ekonom Yale, Robert
Shiller, kalau harga rumah setelah inflasi adalah 0,2% per tahun. Terlalu
banyak orang Amerika menganggap rumah mereka menjadi investasi terbesar.
Menurut
data historis, membeli sebuah rumah atau rumah lebih besar yang tidak
menghasilkan pendapatan sewa tidak memberikan keuntungan maksimal setelah
inflasi. Sedangkan emas, menurut ekonom Harvard, Greg Mankiw, emas tidak jauh
lebih baik dalam hal pengembalian.
3. Membayar
biaya tinggi
Selama
jangka waktu lama, biaya tinggi memiliki efek yang sangat merusak pada hasil
investasi dan kekayaan Anda. Biaya tinggi itu terutama mengenai penasihat
keuangan.
4. Sering
melakukan trading saham
Trading
dapat juga berbahaya bagi kekayaan Anda. Brad Barber dan Terrance Odean telah
menyelidiki aktivitas perdagangan untuk 78 ribu rekening selama enam tahun.
Selama
tahun 1991-1996, rata-rata keuntungan tahunan pasar sebesar 17,9%. Mereka yang
sering trading saham mencatatkan rata-rata pengembalian hasil sekitar 11,4%.
Sedangkan mereka yang sedikit trading mencatatkan pengembalian hasil trading
sebesar 18,5% per tahun.
5. Tak
diversifikasi
Ketika
berinvestasi jangan menaruh semua investasi Anda dalam satu keranjang. Hal itu
merupakan hal yang sesuai akal sehat. Jadi masuk akal bila Anda memiliki aset
lain di luar saham.
6. Mencoba
untuk cepat kaya
Ingin cepat
kaya menjadi sifat manusia. Hal ini mengarah pada kesalahan besar dalam
berinvetasi. Apalagi kalau investor membeli saham tidak memiliki fundamental
baik.
Nah itu
enam kesalahan besar dalam investasi. Jika Anda menghindari enam kesalahan ini,
Anda akan menghemat dalam berinvestasi saham, memegang investasi jangka
panjang, dan mendiversifikasi portofolio. (as/usatoday/liputan6.com)
Sumber: Ciputra Entrepreneurship